Notifications

Mantra dan Ritual Memohon Rejeki

Mantra dan Ritual Memohon Rejeki

Presiden pertama Indonesia menjelaskan bahwa
Manusia hidup perlu makan, untuk makan perlu uang, untuk dapat uang bekerjalah, agar dapat pekerjaan belajarlah”. 

Dari pernyataan pidato Bung Karno ini secara tidak langsung menekankan adanya korelasi antara belajar, uang dan hidup. Sehingga semua orang butuh uang, semua orang mencari uang, semua orang mengunakan uang agar dapat hidup.

Permasalahanya terletak pada pengertian uang, bentuk uang dan sebagai pemeluk Hindu yang percaya dengan manifestasi Tuhan adalah Dewa Uang.

Setiap orang yang ditanya tentang Dewa Uang jawabanya beragam, ada yang menyebut Bhatara Sri Rambut Sedana, Bhatara Sedana, dan yang lebih menyesatkan ada yang menyebut Bank, Tuyul atau brerong.

Pendapat yang menyebut Dewa Uang adalah Bhatara Sri Rambut Sedana, Bhatara Sedana, Bhatari Melanting, Bhatari Mas Meketel, Bhatari Subadar, Bhatara Ulan Alu dan nama lainya sangat sah-sah saja. Karena prinsip kepercayaan terletak pada pekerjaan atau swadarma penyembahnya. Bhagawadgita 4.11 jelas menyebutkan:

dengan jalan apa pun kau menyembah diriku, aku akan terima karena itu merupakan jalanku”. 

Bhagawadgita merupakan sintesa dan toleransi terbesar dari berbagai aliran pemikiran. Brahman adalah tidak terbatas, demikian pula tidak terbatas aspek-Nya. Oleh karenanya tidak pula terbatas jalan untuk mencapai-Nya. Bhagawadgita menjelaskan bahwa melaksanakan ajaran agama diserahkan kepada pilihan seseorang. Bagi Bhagawadgita manusia ideal dalam dunia ini adalah yang berbudi pekerti harmonis, yang aktif bekerja, humanitis, berusaha keras, mencari emansipasi jiwa, memiliki pengetahuan tentang Atman dan berbakti kepada Brahman.

Terkait dengan uang tidaklah salah bila diawali dengan pengertian uang itu sendiri. Uang didefinisikan sebagai alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apa pun yang dapat diterima oleh setiap orang dalam proses pertukaran barang atau jasa. Jenis uang yang beredar di masyarakat dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu uang kartal dan uang giral.

  • Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam, adalah alat bayar yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari. 
  • Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan akan adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman.


Secara umum, uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk pertukaran barang dengan barang atau jasa, sehingga menghindari perdagangan dengan cara barter. Fungsi asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan sebagai penyimpan nilai. Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai fungsi turunan. Fungsi turunan itu antara lain:

  • uang sebagai alat pembayaran yang sah, 
  • uang sebagai alat pembayaran utang, 
  • uang sebagai alat penimbun kekayaan, 
  • uang sebagai alat pemindah kekayaan, 
  • uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi.


Pengertian, jenis dan fungsi uang yang sudah diuraikam di atas menyebabkan uang memiliki arti penting dalam kehidupan manusia.

Sehingga umat Hindu memuja uang sebagai salah satu manivestasi Brahman.

Dewa Uang dalam kitab-kitab suci agama Hindu di sebut dengan nama Dewa Kuwera atau Kubera karena hurup w dan b satu rumpun dalam Bahasa Sanskerta.


  • Dewa Kuwera memiliki nama lain Dhanapati, Wisrawana.
  • Dewa Kuwera merupakan bendahara khayangan atau bendaharanya para Dewa. 


Karena bendahara khayangan sudah sewajarnyalah disembah sebagai Dewa Uang dan Dewa Kekayaan, walaupun bagi umat Hindu di Bali tidak begitu terkenal. Sehingga disinilah letak dilema dari Dewa Uang yaitu Dewa Kuwera. Walau dicari setiap waktu oleh semua umat manusia, tetapi beliau tidak dikenal. Dicari tetapi termarginalkan, terpingirkan bahkan cenderung dilupakan.

Masyarakat Hindu di Bali sudah sedikit bergeser keyakinanya kepada Dewa Kuwera.

Kearifan lokal Bali menonjolkan Bhatara Sri Rambut Sedana atau Bhatara Sri Sedana sebagai Dewa Kemakmuran dan kekayaan. Berdasarkan Etimologi kata Sri Sedana berawal dari kata:

Sri" yang berarti cantik, subur, makmur, juga berarti kebahagiaan, kemuliaan. 

Sedana" berakar kata dari "dana" mendapat awalan se- sehingga menjadi aktif. Kata dana merupakan kata sifat berarti derma, memberi, kemurahan. 

Sehingga Bhatara Sri Sedana berarti kekuatan Brahman dengan manifestasinya memberikan kesuburan, kemakmuran, kebahagiaan, kemuliaan, memberikan derma, memberikan kemurahan.

Kalau disinonimkan fungsi dan tugasnya hampir sama dengan Dewa Kuwera. Wajarlah Dewa Kuwera dicari tetapi dipinggirkan, karena umat Hindu Bali sudah memiliki lokal genius yaitu Bhatara Sri Sedana.

Bhatara Sri Sedana dipuja dengan piodalan setiap 10 hari atau 6 bulan tepatnya pada Rabu Wage Wuku Klawu atau disebut juga dengan nama Buda Wage Klawu, dikenal dengan nama rahinan Buda Cemeng Klawu.


Semua lembaga yang berbau uang akan sibuk melaksanakan upacara keagamaan bernuansa Hindu. Bank, pedagang, pura melanting, palinggih rong 2, celengan, dan lain sebagainya. Semua itu merupakan ucapan rasa terima kasih atas karunia Brahman dengan manifestasinya sebagai Dewa Kuwera. Walaupun di Bali dipuja dengan istilah Bhatara Sri Sedana. Khusus pada uang kepeng yang memiliki nilai magis karena berbahan dasar pancadatu juga menjadi pusat pemujaan. Pancadatu dimaksud, seperti: tembaga sebagai simbol Dewa Brahma, timah sebagai simbol Dewa Siwa, besi sebagai simbol Dewa Wisnu, perak sebagai simbol Dewa Iswara, dan emas sebagai simbol Dewa Mahadewa. Demikian juga karena uang kepeng berbentuk bulat juga sebagai lambang windu. Uang kepeng merupakan wujud akulturasi budaya antara Cina dan Bali sebagai pengaruh Putri Khang Cing We dengan Raja Jayapangus.

Agama Hindu memiliki prinsip ajaran yang berbunyi “Moksa artham jagadhita ya ca iti dharma” yang berarti tujuan umat manusia beragama adalah untuk mencapai jagadhita atau sejahtera dan Moksa atau kebahagiaan.

Jagadhita adalah tercapainya kesejahteraan/kebahagiaan jasmani, sedangkan Moksa adalah terwujudnya ketentraman batin, kehidupan abadi yakni manunggalnya Sang Hyang Atma dengan Sang Hyang Widhi Wasa.

Kitab Sarasamuscaya 15, menjelaskan bahwa:

supaya diperhatikan dengan diingat-ingat dalam mengusahakan kama, artha, dan Moksa, sebab tidak ada pahalanya. Adapun yang harus diusahakan dengan jalan dharma, tujuan itu pasti tercapai, walaupun hanya dalam angan-angan saja akhirnya akan berhasil”. 

Ajaran tersebut selanjutnya dijabarkan dalam konsepsi catur purusa artha atau sering juga disebut dengan istilah Catur Warga. Catur Purusa Artha atau Catur Warga dapat diartikan ; catur berarti empat, purusa berarti jiwa atau manusia, Atha berarti tujuan utama. Sedangkan Catur Warga, yang terdiri dari kata catur berarti empat, dan warga berarti jalinan erat atau golongan. Catur Warga berarti empat tujuan hidup umat manusia yang utama yang terjalin erat antara yang satu dengan yang lainnya.

Salah satu sloka dari brahma purana dinyatakan:

Dharma Artha kama Moksa sariram sadhanam
Yang artinya:
“badan adalah alat untuk mendapatkan dharma artha kama dan Moksa".

Ajaran ini sudah sepatutnya untuk dipakai pedoman dalam hidup. Pahami, pedoman dan wujudkanlah dalam setiap langkah hidup dengan ajaran Catur Purusa Artha sebagai satu kesatuan yang utuh. Bagian Catur Purusa Artha, adalah:

  • Dharma yang berarti kewajiban yang benar dan abadi. 
  • Artha dapat berarti tujuan utama dan kekayaan, 


Kama berarti nafsu atau keinginan yang dapat memberikan kepuasan atau kesejahteraan hidup.

Moksa berarti ketenangan dan kebahagiaan spiritual yang kekal abadi yang juga disebut nirwana, suka tan pewali duka atau mukti.

Nitisastra III.8 ada menguraikan kegunaan yang utama dari harta emas perak itu adalah untuk menolong orang sengsara, sedih dan melarat, dan untuk menjaga keutuhan artha benda itu tak lain dari memagarinya dengan memberikan sedekah dan derma. Harta kekayaan yang didapat itu tak bedanya dengan gelombang-gelombang samudra besar. Deras, dan kencang, walaupun dibendung, atau diberikan saluran, akhirnya akan hilang mengalir tanpa sisa semuanya hanyut dan habis.

Pengunaan harta hendaknya disesuaikan dengan Canti Parwa 25 yaitu
Kesentosaan umat manusia dan kesejahteraan masyarakat datang dari dharma, laksana dan budhi luhur, kesejahteraan manusia itulah tujuan utama dari dharma".

Manusia harus menyadari bahwa perjalanan hidupnya pada hakekatnya adalah perjalanan mencari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, lalu bersatu dengan beliau. Perjalanan seperti itu adalah perjalanan yang penuh dengan rintangan, bagaikan mengarungi samudra yang bergelombang.

Bhagawadgita menekankan ilmu pengetahuan tentang jiwa atau Brahman, yang merupakan tujuan terakhir dari hidup ini. Sebab semua kepercayaan, semua ajaran kebajikan dan semua etika moral bersumber kepada Brahman. Tidak ada suatu kepercayaan yang mengatasinya. Tidak ada suatu kepercayaanpun akan mempunyai arti kalau tidak bisa menolong kemanusiaan untuk mengangkat kesadarannya. Terutama dalam suatu konflik bathin kalau Brahman tidak menyinari jiwanya. Itulah dilema dari Dewa Uang atau Dewa Kuwera walau dicari tetapi malah dipinggirkan, bahkan tidak dikenal.

Dan apabila anda mengalami kesulitan keuangan, sulit menemukan pekerjaan serta rejeki dan keberuntungan anda berkurang, sebaiknya para semeton bali, eling ring Sang Hyang Widhi yang bermanifestasi sebagai Dewa Keberuntungan, janganlah melupakan tujuan anda hidup, lakukanlah panca yadnya, selalu ingat dengan keberadaan Dewa Uang serta gunakanlah sesuai ajaran dharma.
salah satu caranya dengan sembahyang kepada dewa-dewi tersebut ataupun melakukan meditasi khusus yang lebih dikenal dengan istilah meditasi sridhana.

Mantra Pemujaan Memohon Rejeki

secara umum, orang indonesia lebih suka afirmasi, yang fungsinya ada 2 yaitu sebagai media merangsang alam bawah sadar agar lebih aktif sesuai keinginan sekaligus sebagai doa permohonan. berikut ini contoh afirmasi untuk menarik dan melancarkan rejeki anda, baca dan dalami afirmasi berikut ini setiap bangun pagi dan sebelum tidur:

Saya bersatu dengan kekayaan tak terbatas. Menjadi berhaklah saya menjadi kaya, bahagia dan sukses. Uang mengalir kepada saya dengan bebas, berlebih, dan tanpa henti. Saya selalu sadar akan harga diri saya sebenarnya. Saya berikan semua bakat saya dan saya selalu mujur. (Dari buku: "Energi Dahsyat Kekuatan Bawah Sadar." dari Joseph Murphy).

dalam ajaran dharma juga mengenal mantra pemujaan untuk memohon rejeki. berikut ini beberapa mantra yang digunakan oleh umat hindu dalam rangka memohon rejeki, diantaranya:


japa mantra untuk Ganapati

Om Gum Ganapatayei Namaha

Mantra pemujaan kepada dewa Ganesha, yang fungsinya untuk Memohon Pelimpahan Rejeki dan Keberuntungan serta Memohon Pelimpahan Kebijaksanaan dan Pengetahuan. japakan sebanyak 108 kali.


japa mantra untuk pemujaan Dewa Uang atau Dewa Kuwera

Om Shreem, Om Hreem,

Shreem, Hreem, Kleem,

Shreem, Kleem, Vitesvara-ay namah



Mantra Gayatri untuk memohon Rejeki dan Keberuntungan

Om Bhur Bhuvah Swaha

Om Shreem Hreem Shreem

Tat Savitur Varenyam

Bhargo Devasya Dheemahi

Dhiyo Yo Nah Prachodayat

Seperti kebanyakan mantra yang Mantra perlu dirapalkan (japa) 108 kali setiap hari; sebaiknya setelah menyelesaikan tugas sehari-hari dan merasa segar di pagi hari.


pada saat odalan di Pelinggih Bhatara/i Sri Sedhana, gunakanlah mantra ini:

Om Sridhana Dewika Ramya

Sarwa Rupawati Tatha

Sarwa Jnana Maniscaiwa

Sri Sridewi Namo'stute

Artinya:

Hyang Widdhi, dalam kuasa-Mu sebagai Sridhana, pemberi kemakmuran, rejeki dan harta benda, Semua wujudMu sangat mempesona. Semua Pengetahuan berasal dari-Mu. Sri-Sridewi yang maha suci , hamba memujaMu.

Om Kuwera Dewa Ya Namah Swaha

Artinya:
Ya Tuhan, dalam wujud-Mu sebagai Sang Hyang Kuwera, sebagai penguasa kekayaan, hamba bersujud pada-Mu.



Menurut Lontar Sundarigama,

pada hari Sukra Umanis Merakih adalah hari pemujaan Bhatara Sri Sedana, dan beliau juga disebut Sang Hyang Rambut Kaphala,  Sang Hyang Kamajaya (manifestasi Hyang Widhi yang memberi kenikmatan hidup).
adapun upacara bebantennya : Suci, daksina, pras penek ajuman, soda putih kuning.
Tempatnya : dimana menyimpan harta kekayaan.

Ritual Untuk Memperlancar Rejeki

adapun beberapa ritual yang harus dilakukan untuk memperlancar rejeki, diantaranya:

Selalu Berpikir Positif

Jaga Ucapan, Bertutur kata yang sopan, Bangun Komunikasi yang harmonis (baik)

Jangan Pernah Takut untuk meminta Maaf, walau anda merasa tidak melakukan kesalahan.

Selalu Berusaha, Bekerja keras

Sisihkan 30% rejeki anda untuk menjalankan Dharma, salah satunya Dana Punia.

Selalu dan Rajin membantu sesama, buat orang lain sukses maka diri kita akan lebih sukses lagi.

Jangan pernah meningalkan Sembahyang, lakukan japa-mantra diatas setiap hari.

Lakukan Meditasi sebelum matahari terbit atau Yoga saat matahari terbit.

dengan melakukan beberapa hal diatas, dijamin Rejeki dan Keberuntungan Anda semakan berlimpah.

mungkin akan ada pertanyaan, apakah ritual tersebut diatas ada dasar hukumnya?
bila pertanyaan mencari rejeki harus berdasarkan hukum, maka dasar hukum dari ritual diatas adalah beberapa sloka dari ajaran dharma. diantaranya:

Saracamuccaya sloka 261-262 tentang pembagian kekayaan.

Bhagawad Gita XVII.14-16

demikian sekilas tentang Mantra Menarik Rejeki, semoga bermanfaat.
Sumber cakepane.blogspot
Post a Comment