Notifications
Budaya Bali
Banten Ajuman / Soda – Carta Membuat beserta makna

Banten Ajuman / Soda – Carta Membuat beserta makna

Ajuman disebut juga soda (sodaan) dipergunakan tersendiri sebagai persembahan ataupun melengkapi daksina, suci dan lain-lain. Bila ditujukan kehadapan para leluhur, salah satu peneknya diisi kunir ataupun dibuat dari nasi kuning, disebut "perangkat atau perayun" yaitu jajan serta buah-buahannya di alasi tersendiri, demikian pula lauk pauknya masing-masing dialasi ceper / ituk-ituk, diatur mengelilingi sebuah penek yang agak besar. Di atasnya diisi sebuah canang pesucian, canang b…
Mantram Tri Sandhya Beserta Artinya

Mantram Tri Sandhya Beserta Artinya

Pemujaan kepada Tuhan dapat dilaksanakan dengan banyak cara. Salah satu di antaranya ialah dengan bersembahyang tiap hari. Kita yang beragama Hindu bersembahyang tiga kali sehari, pagi, siang dan malam hari. Sembahyang demikian disebut sembahyang Trisandhya. Mantram yang dipakaipun disebut mantram Trisandhya. Mantram ini ditulis dalam bahasa Sansekerta, bahasa orang Hindu jaman dahulu. Kita boleh bersembahyang dengan duduk bersila, duduk bersimpuh atau berdiri tegak sesuai dengan tempa…
Sarana Pemuspan (Sarana Persembahyangan) Agama HINDU

Sarana Pemuspan (Sarana Persembahyangan) Agama HINDU

Ada 3 inti dari sarana pemuspan (persembahyangan) yang digunakan penganut Hindu Bali (Çiwa Buda), yaitu Bunga, Air dan Api. A. Bunga Fungsi bunga bila dipandang dari sudut persembahyangan adalah memiliki makna antara lain : 1.Sebagai simbol kekuatan Merutha (Angin) Bunga sebagai simbol kekuatan angin dengan prabhawa dari Sang Hyang Widhi yang disebut Sang Hyang Iswara. Dalam kekuatan Sang Hyang Iswara ini berfungsi sebagai peleburan letuhing sarira (kekotoran Jiwa) bertujuan untuk …
Banten Oton/Ayaban Tumpeng 5 dan tumpeng 7

Banten Oton/Ayaban Tumpeng 5 dan tumpeng 7

Salah satu upakara mengenai Banten Oton/Ayaban Tumpeng 5 dan tumpeng 7  Banten Ayaban Tumpeng 5 , Terdiri dari: 1.   Peras: 2 tumpeng 2.   Pengambean: 2 tumpeng 3.   Dapetan : 1 tumpeng 4.   Gebogan 5.   Sesayut 6.   Rayunan 7.  Teterag Makna masing-masing banten tersebut adalah: 1. Peras Kata “Peras” berarti “Sah” atau “Resmi”, dengan demikian penggunaan banten “Peras” bertujuan untuk mengesahkan dan atau meresmikan suatu upacara yang telah diselenggarakan secara lahir bathi…
Makna Banten Mecaru , Segehan dan Tawur Bagi Umat HIndu

Makna Banten Mecaru , Segehan dan Tawur Bagi Umat HIndu

Makna Banten Mecaru , Segehan dan Tawur Banten yang berfungsi sebagai badan adalah banten ayaban. Sedangkan bante yang berfungsi sebagai kaki atau suku adalah Banten yang berada dipanggungan yang letaknya dijaba. Adapun Banten Caru merupakan simbol dari perut.  Kemudian berdasarkan lapisan yang menyusun tubuh manusia yakni: Badan Kasar atau Sthula Sarira yang terdiri dari Panca Maha Bhuta, Badan Astral atau Suksma Sarira yang terdiri dari Alam Pikiran (Citta, Budhi, Manah, Aha…
Kamus Agama Hindu Bali

Kamus Agama Hindu Bali

Setiap agama memiliki beragam istilah namun jika diterjemahkan dalam Agama Hindu Bali mungkin akan dapat memiliki kesamaan arti dan makna. Seperti halnya : Panjang Umur = Dirgayusa. Garam = Uyah Dresta = Aturan Dll Dan seluruhnya akan mempermudah untuk mengenal istilah masing-masing. Dan berikut ini merupakan kumpulan dan daftar Kamus dan istilah yang diterjemahkan dalam beberapa  Cepat Pintar Bahasa Bali di Fb  yaitu : Syukur = Angayubagia Amin = Swaha, sidhirastu Ikhlas =…
Mantram Penyucian (Mensucikan) Badan dan Sarana Sembahyang

Mantram Penyucian (Mensucikan) Badan dan Sarana Sembahyang

Sebelum memulai sembahyang, baik Panca Sembah, Tri Sandhya dll, beberapa mantram berikut disebutkan untuk  penyucian (mensucikan)  badan dan sarana persembahyangan, sebagaimana yang dijelaskan dalam sumber kutipan  Mantra Tri Sandhya dalam  Mantram Puja Tri Sandhya . Setelah duduk dengan tenang, dan suasananya telah tenang ucapkan mantram ini: Pranayama,  "Om prasada sthiti sarira siwa suci nirmalàya namah swàha" , artinya: Ya Tuhan, dalam wujud Hyang Siwa, hamba-Mu  te…
Setelah Segehan Wong-wongan, Kini Ada Lagi Upacara Nyejer Daksina untuk Melawan Virus Corona

Setelah Segehan Wong-wongan, Kini Ada Lagi Upacara Nyejer Daksina untuk Melawan Virus Corona

Langkah yang serius Pemerintah, PHDI dan Desa Adat se Bali untuk melawan Virus Corona tidak hanya Sekala himbauan Niskalapun terus dilakukan. Setelah sebelumnya masyarakat Bali telah dihimbau mengaturkan Segehan Wong-wongan selanjutnya Desa Adat akan dilanjutkan dengam melaksanakan upacara Nyejer Daksina. Apapun itu, sebagai masyarakat yang patuh dan percaya, saya siap melakukan apapun untuk kebaikan bersama. Semoga saja dengan ini virus Corona berlalu.