Notifications

Bisnis Banten Mekacakan, Antara Mapitulung atau Cari Untung

Bisnis Banten Mekacakan, Antara Mapitulung atau Cari Untung
Banten merupakan sarana upakara yang digunakan sebagai simbol  sebagai  bentuk sujud bhakti umat  kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Banten terdiri dari tiga kategori, yaitu Banten alit, madya, dan utama. Dalam berbagai struktur keagamaan, Banten dianggap sebagai sarana vital. Di Bali banten disesuaikan menurut awig – awig setempat yaitu Desa, Kala, dan Patra.

Penghasilan seorang ibu rumah tangga dalam mengembangkan kegiatan sampingan yakni menekuni usaha banten di Bali bisa menghasilkan berkisar antara 10 juta hingga 20 juta penghasilan kotor setiap bulannya.

Gedetoya.blogspot.com mengatakan, membeli banten untuk keperluan sehari – hari atau hari besar ke agamaan memang lebih mudah dan praktis dibandingkan dengan membuatnya sendiri. Karena sekarang kebanyakan anak – anak muda yang baru menikah tidak tahu bagaimana cara membuat banten yang benar, kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk membeli agar praktis dari pada belajar untuk membuatnya. Potensi itu kini banyak dilirik oleh kalangan ibu rumah tangga di Bali.

Usaha banten ini cukup menjanjikan karena pemesanan cukup banyak setiap ada rahina sehingga persiapan untuk membuatnya dapat dilakukan jauh sebelumnya. Usaha banten sekaligus syarat dengan nilai pelestarian kearifan local, sehingga wajib untuk dilestarikan keberadaannya. Bisnis banten ini terbukti mampu menyerap banyak tenaga kerja perempuan yang memiliki pendidikan formal rendah dan terikat kewajiban pada keluarga dan banjar sehingga memiliki mobilitas terbatas.

Menurutnya bisnis banten sangat menjanjikan, karena kehidupan keagamaan di Bali tidak pernah berhenti. Sebagai serati banten, Ibu Sumiarni tidak bisa bergerak sendiri namun juga melibatkan tetangga sekitar yang sebagai ibu rumah tangga untuk dijadikan pengayah saat berjualan banten yang digajihnya dihitung harian. Atau juga ibu – ibu yang hamper sebagian besar hanya berstatus ibu rumah tangga biasa menjadi pemasok utama alat – alat dan sarana upakara seperti jejaitan, tumpeng, kelapa, pisang, dan lain sebagainya. Selain ibu – ibu belajar membuat banten, mereka juga bisa berjualan seperti canang sari, segehan, kuangen, dan lain sebagainya, semua usaha di awali dari yang terkecil terlebih dahulu sebelum mencapai yang terbesar. Karena setiap proses tidak akan menghianati hasilnya.

Tapi, menjual Banten jangan terlalu mahal, ingat, tujuan segalanya adalah nyadnya yang tulus iklas, jika mencari untung besar dengan menjual Banten bukan merupakan Yadnya itu sendiri.

Jangan karena materi nyadnya itu dinilai mahal, kembali dengan diri sendiri pikiran kita menghaturkan sebuah nyadnya adalah korban suci yang tulus dan iklas.

Post a Comment