Dewa Shiva: Pencipta dan Penghancur dalam Mitologi Bali
Dalam mitologi Bali, dewa Shiva mitologi Bali berperan dalam mengatur kehidupan manusia. Umat Hindu juga percaya bahwa ada tiga dewa utama dengan kedudukan paling tinggi dan paling mulia disbanding dewa lain. Tiga dewa tersebut adalah Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa.
Dewa Shiva dikenal sebagai dewa penghancur, perusak, dan nafsu. Walaupun terkesan negatif, dewa Shiva sejatinya mampu mengubah sekaligus menciptakan ulang. Bahkan menurut tradisi Hindu, dewa Shiva sebagai dewa tertinggi yang lahir tanpa ayah dan ibu.
3 Dewa Terkuat Menurut Mitologi Bali
Dalam agama Hindu, tiga dewa utama disebut Trimurti atau kesatuan dewa tertinggi di antara dewa lain. Bahkan memegang kuasa penuh atas terhadap tugas-tugas berat dalam menciptakan, memelihara, dan melebur alam semesta.
1. Dewa Brahma
Menurut umat Hindu, Dewa Brahma merupakan manifestasi Tuhan dalam hal penciptaan semesta. Dewa Brahma juga digambarkan dalam wujud empat wajah dengan menghadap empat penjuru mata angin. Bersenjata gada, mempunyai wahana berupa angsa, dan memiliki sakti Dewi Saraswati.
Dewa Brahma juga memiliki empat tangan dengan masing-masing alat seperti:
- Sruk (sendok besar) dan Surva (sendok biasa) yang dijadikan simbol upacara yadnya sampai saat ini.
- Aksamala atau tasbih yang digambarkan sebagai simbol kekuatan.
- Kamandalu atau kendi sebagai simbol keabadian
- Pustaka atau buku yang melambangkan sebagai ilmu pengetahuan
2. Dewa Wisnu
Umat Hindu menganggap bahwa Dewa Wisnu adalah dewa pemelihara alam semesta dan segala ciptaan yang diciptakan oleh Dewa Brahma. Dewa Wisnu akan turun jika dunia dilanda kejahatan yang merajalela.
Umat Hindu menggambarkan sosok ini sebagai dewa dengan kulit hitam dan kebiruan, bersenjata cakra, berwahana burung garuda, dan memiliki sakti Dewi Sri. Dewa Wisnu juga memiliki empat tangan dengan masing-masing alat seperti:
- Shankhya atau terompet kulit kerrang yang dilambangkan sebagai kreativitas.
- Cakra yang merupakan senjata berputar dan bergerigi tajam, melambangkan pikiran baik.
- Komodaki atau Gada yang melambangkan keberadaan individu
- Padma atau bunga lotus yang dilambangkan sebagai kekuatan sekaligus kebebasan yang mampu memunculkan alam semesta.
3. Dewa Shiva
Dewa Shiva dalam mitologi Bali kerap dicap sebagai dewa perusak, penghancur, dan pelebur alam semesta. Itulah sebabnya terkadang menimbulkan kesan negatif. Padahal Dewa Shiva adalah pengubah dan pencipta ulang.
Dalam kehidupannya, Dewa Shiva tak serta merta menghancurkan segala hal. Tetapi ia menghancurkan ciptaan Dewa Brahma yang sudah tidak lagi relevan. Sehingga ia akan menciptakan ulang dan membuat sebuah perubahan baru.
Menurut umat Hindu, Dewa Shiva memiliki wujud bermata tiga dengan empat tangan yang masing-masing memegang senjata. Senjata tersebut adalah kendi, cemara, tasbih, dan twi Wahyudi. Ia juga menggunakan ikat pinggang kulit harimau dengan hiasan leher berupa ular kobra. Lengkap dengan senjata trisula, berwahana lembu nandini, dan memiliki sakti dewi Durga.
Wujud Dewa Shiva dalam Mitologi Bali
Dalam agama Hindu, Dewa Shiva memegang peranan penting karena termasuk dalam tiga dewa tertinggi dan merupakan dewa paling mulia. Walaupun terkesan negatif, Dewa Shiva lahir tanpa ayah dan ibu, ia menikah dengan dewi gunung dan memiliki dua putra, yakni Ganesha dan Skanda.
Dewa Shiva menurut mitologi Bali dianggap sebagai siklus kehidupan yang terus berulang. Walaupun umat Hindu mengatakan bahwa ia mengahncurkan segalanya, tetapi kehancuran ini akan diikuti kembali dengan penciptaan ulang dalam bentuk yang lebih baik.
Jadi tak heran jika Dewa Shiva kerap dicap sebagai Sang Dewa Terbesar. Percaya akan Dewa Shiva itu artinya percaya bahwa kehancuran dan penciptaan ulang adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Sederhananya, alam yang hancur akan tercipta ulang dalam bentuk yang lebih indah dan sempurna.
Bahkan dalam agama Hindu Dewa Shiva dilambangkan sebagai perubahan dan transformasi. Jadi seiring berjalannya waktu setiap manusia harus berubah dan berkembang, sama seperti siklus kehidupan yang terus berjalan.
Dewa Shiva dalam mitologi Bali sangat dipuja dan dihormati oleh umat Hindu sebagai simbol keabadian sekaligus kekuatan. Keyakinan tentang Dewa Shiva sebagai penghancur dapat mengajarkan umatnya untuk menerima segala perubahan dan lebih menghargai keindahan yang ada