Ini Makna dan Fungsi Bayuh Oton Atau Upacara Metubah
Ilustrasi image facebook |
Bayuh oton adalah upacara yang diyakini dapat menetralisir derita bawaan akibat dari karma wasana (singgih wikarman).Di daerah bali utara(buleleng) bayuh oton lebih di kenal dengan upacara "metubah" yaitu berasal dari kata "metu" dan "ubah" di mana metu = lahir, ubah = merubah, bermakna merubah pengaruh negatif kelahiran dgn upacara yadnya.
Menurut buku wariga agung, Mebayuh bisa diketegorikan dalam dua klasifikasi ;
- Mebayuh yang bersifat reguler atau berkelanjutan yang dilaksanakan setiap perubahan status, misalnya dari staus anak – anak menjadi remaja, dari status remaja menjadi dewasa (menikah), dari status dewasa menjadi orang tua, dan dari status menjadi orang tua menjadi kakek atau nenek.
- Mebayuh yang dilaksanakan karena kondisi tertentu, misalnya kelainan jiwa, terkena kesakitan, sering menemui ala atau kecelakanaan dan hal – hal yang bersifat marabahaya lainnya.
"Si anak bisa sakit-sakitan, hidupnya sial, tidak punya teman, suka bingung, gelisah, bahkan bisa meninggal. Semua upacara manusa yadnya adalah kewajiban ortu agar anaknya sehat sejahtera lahir-bathin."
Bayuh oton dilaksanakan tepat pada hari kelahiran sang meoton/mebayuh berdasarkan perhitungan: wuku, sapta wara, dan panca wara, kemudian Upakara yang dipergunakan disesuaikan dengan wuku dan wewaran atau hari kelahiran sang mebayuh, setiap wuku dan wewaran memiliki jenis Upakara yang berbeda sehingga akan ada perbedaan jenis banten dan tempat pelaksanaan sesuai dengan hari kelahiran
Sebelum melakukan upacara bayuh oton,perlu di lakukan pewacakan. Pewacakan berasal dari kata waca,yg artinya membaca sastra/tenung tentang sifat bawaan menurut hari kelahiran baik itu yang mencakupi wuku dan wewaran,hal ini biasanya dilakukan oleh Ida Pandita/ Sang Sulinggih/pemangku,ini berfungsi sebagai pemahaman watak dan karakter serta hal-hal yg baik atau tidak dilakukan dimasa mendatang oleh sang mebayuh,dalam menjalani kehidupan.
Fungsi Upacara Bayuh Oton.
Bayuh oton memiliki fungsi sebagai penyucian diri, baik secara jasmani maupun rohani karena setiap kelahiran manusia, slalu di ikuti unsur-unsur magis khususnya terhadap unsur-unsur negatif kejiwaan dari manusia sendiri (karma)
Di dalam upacara bayuh oton, ada banten penebusan, atau juga sering disebut dengan nebusin yang berarti menebus. Sehingga sangat jelas bahwasanya bayuh oton merupakan sarana untuk membayar hutang (naurin)yang dibayarkan atau ditebus dengan sarana upakara dalam hal ini adalah hutang-hutang pada kelahiran sang mebayuh oton .oleh karena ada utang,yg mesti di bayar shingga upacara bayuh oton sebenarnya wajib di laksanakan (ida sinuhun bongkasa).
Maoton/Otonan merupakan peringatan terhadap hari kelahiran berdasarkan wuku dan ucapan terimakasih kepada Hyang Guru dan leluhur karena diberikan kehidupan/kelahiran yang merupakan kesempatan untuk memperbaiki kehidupan untuk mencapai moksa.
Sumber sastra
Bayuh oton (I Gede Sugata Yadnya Manuaba)
Bayuh oton (I Nyoman Singgih Wikarman)
Tenung Wrespati Kalpa ( I Made Bija Arya Bang Pinatih)
inputbali.com